Profil Desa Sumbarang
Ketahui informasi secara rinci Desa Sumbarang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Sumbarang di Kecamatan Jatinegara, Tegal, merupakan wilayah agraris strategis dengan lahan subur yang menopang perekonomian berbasis pertanian. Potensi pengembangan agribisnis dan peningkatan infrastruktur menjadi kunci kemajuan desa ini di masa depa
-
Pusat Pertanian Strategis
Berada di kawasan subur Kabupaten Tegal, Desa Sumbarang menjadi penopang utama sektor pertanian, khususnya padi dan palawija, yang didukung oleh sistem pengairan yang memadai.
-
Struktur Demografi Produktif
Dengan mayoritas penduduk berada di usia produktif dan berprofesi sebagai petani serta buruh tani, desa ini memiliki modal sumber daya manusia yang kuat untuk menggerakkan roda perekonomian lokal.
-
Potensi Pengembangan Terbuka
Di tengah tantangan modernisasi, Desa Sumbarang memiliki prospek cerah dalam pengembangan agribisnis, optimalisasi UMKM, dan peningkatan konektivitas infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terletak di tengah lanskap perbukitan yang subur, Desa Sumbarang, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, berdiri sebagai representasi kekuatan agraris kawasan penyangga. Jauh dari hiruk pikuk kota, desa ini menyimpan potensi ekonomi dan sosial yang signifikan, bertumpu pada kekayaan alam dan semangat komunal warganya. Dengan posisi geografis yang strategis dan topografi yang mendukung, Sumbarang terus berupaya menyeimbangkan tradisi pertanian dengan tuntutan pembangunan modern untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.
Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek kehidupan di Desa Sumbarang, mulai dari kondisi geografis, demografi, struktur ekonomi, hingga tantangan dan prospek yang dihadapinya. Data yang disajikan dihimpun dari sumber-sumber resmi pemerintah, publikasi statistik dan informasi terverifikasi lainnya untuk memberikan gambaran yang objektif dan komprehensif.
Lokasi Geografis dan Tatanan Administrasi
Secara geografis, Desa Sumbarang berada pada koordinat 7°5′45″ Lintang Selatan dan 109°13′5″ Bujur Timur. Desa ini merupakan salah satu dari 17 desa yang membentuk wilayah administratif Kecamatan Jatinegara. Posisinya yang berada di area perbukitan menjadikan sebagian besar lahannya memiliki kontur miring yang dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pertanian.
Untuk menunjang efektivitas pemerintahan dan pelayanan publik, wilayah Desa Sumbarang terbagi ke dalam beberapa unit administratif yang lebih kecil, yakni 4 Rukun Warga (RW) dan 18 Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di 9 dusun. Struktur ini memastikan bahwa setiap program pembangunan dan kebijakan pemerintah dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan data yang tersedia, Desa Sumbarang memiliki luas wilayah sekitar 394,87 hektare (3,95 km²). Letaknya cukup strategis dengan jarak tempuh sekitar 5 kilometer dari pusat Kecamatan Jatinegara dan kurang lebih 25 kilometer dari Ibukota Kabupaten Tegal di Slawi. Aksesibilitas ini menjadi faktor penting dalam mendukung mobilitas penduduk dan distribusi hasil bumi.
Adapun batas-batas wilayah Desa Sumbarang secara administratif ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Kajenengan, Kecamatan Bojong.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kali Jambu, Kecamatan Bojong.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Penyalahan, Kecamatan Jatinegara.
Perbatasan ini menunjukkan interaksi sosial dan ekonomi yang erat antara Desa Sumbarang dengan desa-desa tetangganya, baik di dalam maupun di luar kecamatan.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Menurut data kependudukan terakhir yang terhimpun, jumlah penduduk Desa Sumbarang mencapai 5.938 jiwa. Komposisi penduduk ini terdiri dari 3.141 jiwa laki-laki dan 2.797 jiwa perempuan, yang tergabung dalam sekitar 1.803 Kepala Keluarga (KK). Angka tersebut menunjukkan rasio jenis kelamin yang didominasi oleh laki-laki, sebuah karakteristik demografis yang umum ditemukan di banyak wilayah pedesaan.
Dengan luas wilayah 3,95 km², maka kepadatan penduduk Desa Sumbarang mencapai sekitar 1.503 jiwa per kilometer persegi. Angka ini terbilang cukup padat untuk sebuah wilayah pedesaan, menandakan pemusatan permukiman di titik-titik tertentu dan pemanfaatan lahan yang intensif.
Struktur penduduk berdasarkan usia menunjukkan populasi yang didominasi oleh kelompok usia produktif. Sebanyak 3.808 jiwa (sekitar 64%) berada dalam rentang usia 16 hingga 60 tahun. Kelompok usia muda (0-15 tahun) berjumlah 1.467 jiwa, sementara kelompok lanjut usia (di atas 60 tahun) tercatat sebanyak 663 jiwa. "Struktur demografi seperti ini merupakan modal pembangunan yang besar. Ketersediaan tenaga kerja produktif yang melimpah menjadi motor penggerak utama sektor pertanian dan ekonomi lokal," ungkap seorang pemerhati sosial dari lembaga studi pembangunan daerah. Mayoritas mutlak penduduknya memeluk agama Islam, yang tercermin dari banyaknya fasilitas ibadah seperti masjid dan musala di setiap dusun.
Perekonomian Desa Berbasis Agraris
Tulang punggung perekonomian Desa Sumbarang tidak lain merupakan sektor pertanian. Topografi perbukitan dan kesuburan tanahnya menjadikan desa ini sebagai lumbung padi dan palawija. Para petani memanfaatkan lahan sawah tadah hujan dan sawah irigasi untuk menanam padi sebagai komoditas utama. Selain itu, jagung, singkong, dan sayur-mayur juga banyak dibudidayakan sebagai sumber pendapatan alternatif dan untuk konsumsi rumah tangga.
Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan buruh tani, sebuah fakta yang menggarisbawahi pentingnya sektor ini bagi kehidupan warga. Sistem pertanian yang berjalan masih banyak mengandalkan metode tradisional yang diwariskan turun-temurun, meskipun perlahan mulai beradaptasi dengan teknologi modern seperti penggunaan pupuk dan bibit unggul. Ketergantungan pada alam, terutama curah hujan, masih menjadi faktor penentu keberhasilan panen setiap tahunnya.
Di luar pertanian tanaman pangan, sektor peternakan juga turut berkontribusi. Banyak warga yang memelihara ternak seperti kambing, ayam, dan itik sebagai usaha sampingan untuk menambah pendapatan keluarga. Usaha ini umumnya berskala kecil dan dikelola secara perorangan di lingkungan rumah.
Selain itu, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai tampak. Beberapa warga menjalankan usaha warung kelontong, pedagang kecil, dan usaha kerajinan tangan sederhana. Sebagian kecil penduduk, terutama generasi muda, memilih untuk merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta untuk bekerja di sektor informal, menjadi bukti adanya tekanan ekonomi dan keterbatasan lapangan kerja di luar sektor pertanian.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pemerintah desa dan kabupaten terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur untuk menunjang aktivitas warga dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Jalan utama desa yang menghubungkan Sumbarang dengan pusat kecamatan sudah beraspal dan dalam kondisi yang cukup baik, mempermudah akses transportasi. Namun beberapa jalan usaha tani dan jalan lingkungan di pelosok dusun masih memerlukan perbaikan dan pengerasan.
Di bidang pendidikan, Desa Sumbarang telah memiliki fasilitas yang memadai di tingkat dasar dan menengah pertama. Terdapat 3 unit Sekolah Dasar (SD) atau sederajat dan 1 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Keberadaan sekolah-sekolah ini sangat krusial untuk memastikan generasi muda mendapatkan akses pendidikan yang layak tanpa harus menempuh jarak yang jauh.
Untuk layanan kesehatan, tersedia satu unit poliklinik desa (polindes) dan beberapa pos pelayanan terpadu (posyandu) yang aktif memberikan layanan kesehatan dasar, terutama bagi ibu dan anak. Fasilitas ini menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas kesehatan masyarakat.
Fasilitas publik lainnya yang vital yaitu Balai Desa yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan kemasyarakatan. Terdapat pula beberapa masjid dan musala yang tersebar merata sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Untuk kebutuhan olahraga dan rekreasi, desa ini memiliki satu lapangan terbuka yang sering digunakan untuk berbagai acara.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial di Desa Sumbarang sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi "sambatan" atau kerja bakti masih sering dilakukan, terutama untuk membangun atau memperbaiki fasilitas umum seperti jalan, saluran irigasi, atau tempat ibadah. Ikatan kekerabatan yang kuat menjadi perekat sosial yang menjaga harmoni di tengah masyarakat.
Kegiatan keagamaan, seperti perayaan hari besar Islam (Idul Fitri dan Idul Adha), Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan pengajian rutin, menjadi momen penting yang mempererat tali silaturahmi antarwarga. Kelompok-kelompok sosial seperti PKK, karang taruna, dan kelompok tani juga aktif menjalankan program-program yang positif bagi kemajuan desa.
Meskipun belum memiliki objek wisata yang dikelola secara profesional, lanskap alam Desa Sumbarang yang berupa persawahan berlatar perbukitan menawarkan pemandangan yang asri dan menenangkan. Potensi ini, jika dikembangkan dengan konsep ekowisata atau agrowisata, dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi desa.
Tantangan dan Prospek Pembangunan
Sebagai desa agraris, Desa Sumbarang menghadapi sejumlah tantangan klasik. Fluktuasi harga komoditas pertanian di pasaran seringkali tidak menguntungkan petani. Perubahan iklim yang tidak menentu juga menjadi ancaman serius bagi keberhasilan panen, terutama bagi sawah yang mengandalkan tadah hujan. Regenerasi petani juga menjadi isu penting, karena banyak generasi muda yang lebih tertarik mencari pekerjaan di luar sektor pertanian.
Meskipun demikian, prospek pembangunan Desa Sumbarang tetap terbuka lebar. Pemerintah Desa, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Syarifah Fadlun yang dilantik pada akhir 2021, diharapkan dapat membawa angin segar inovasi. "Fokus utama kami adalah peningkatan infrastruktur penunjang pertanian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui UMKM," demikian seringkali menjadi agenda prioritas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes).
Potensi pengembangan agribisnis, seperti pengolahan hasil panen menjadi produk bernilai tambah, merupakan peluang emas yang belum tergarap maksimal. Pelatihan dan pendampingan bagi petani dan pelaku UMKM mengenai teknik produksi, pengemasan, dan pemasaran digital dapat membuka pasar yang lebih luas. Peningkatan konektivitas melalui perbaikan jalan usaha tani dan optimalisasi peran lembaga ekonomi desa seperti BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) menjadi kunci untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Dengan sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan dukungan dari pemerintah kabupaten, Desa Sumbarang memiliki fondasi yang kuat untuk bertransformasi menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera, tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai denyut nadi agraris di Kabupaten Tegal.